Topik Mendaki Gunung Prau Dieng Jawa Tengah
Topik.My.id – Awalnya tidak ada niatan untuk pergi mendaki Gunung Prau yang terletak di Dieng Jawa Tengah, sempat was-was dan ragu ketika harus pergi berempat. Karena tidak ada satupun dari kami yang tahu akan kondisi dan keadaan Gunung Prau tersebut. Namun, setelah dipikir panjang, kayaknya memang saya kurang piknik untuk sekian lama dan harus mencoba untuk mendaki sebuah gunung. Rencana dadakan tanpa ada persiapan sama sekali, dalam jarak waktu cukup beberapa hari saja. Hanya sebuah tas yang berisikan, Hp, minuman botol Aqua, nasi dan lauk-pauk, charger hp, pengisi baterai alias power bank , pakaian, masker dan lain-lain. Tas yang cukup berat namun, hanya saja beberapa perlengkapan lainnya memang sudah dibawa oleh teman -teman yang memiliki tenda dan lainnya.

Ini adalah pendakian pertama kali saya ke puncak gunung dengan medan yang belum diketahui sama sekali, letaknyapun juga belum seorangpun dari kami yang tahu, rencana ajakan mulai hari senin namun masih nampak ragu kalau hari jum’at sore habis Ashar akan terealisasi. Karena tidak ada konsep dan rencana yang matang, jam berangkatnyapun molor seperti yang telah ditentukan habis Asharhari jum’at, Karena diantara kami terjadi salin tunggu menunggu sampai molor 3 jam dan personelnyapun nambah satu orang. Berangkat dari Yogyakarta setelah habis Adzan Magrib yang dimulai dari start Sleman menuju ke Jalan Magelang. Berbekal sebuah Smartphone yang didalamnya aplikasi GPS kamipun mengikuti arahan dari sebuah aplikasi penunjuk arah. Dari arah Magelang ke Temanggung lalu menuju Jalan Ajib barang secang, jalan parakan wonosobo. Mungkin arahnya memutar lebih jauh dari standard normal. Hampir disepanjang ruas jalan parakan terjadi kabut embun yang tebal, serasa tangan yang memegang sebuah bantalan stir motor terasa semakin kaku, karena kelupaan membawa sebuah sarung tangan yang dapat menutupi dari angin. Kamipun berlima berhenti ruas jalan parakan tepatnya di antara gunung sumbing dan gunung sindoro. Ada sebuha Rumah Makan yang bernama RM Gayatri tepat pukul 09.00. Selama 1 jam kami berhenti untuk menghangatkan badan dan membeli makanan khas wonosobo yang disebut dengan “Charica”. Harganyapun relatif mahal, untuk ukuran kecil seharga 5 ribu rupiah dan ukuran yang besar seharga 9 ribu rupiah. Selain membeli Charica kami juga sempat membli roti sebagai penghangat tubuh ketika kedinginan.
Setelah selesai istirahat kamipun melanjutkan perjalanan menuju kota wonosobo dengan ruas jalan yang dipenuhi kabut embun, Kami tidak sendiri, namun ruas jalan juga dipenuhi oleh orang-orang yang membawa tas rangsel besar. Suasana malam yang sepi dan ruas jalan yang telah dibasahi oleh guyuran hujan bertanda alampun juga turut mendukung kita. Meskipun masih menggunakan sebuah GPS yang ada pada Smartphone, namun lambat laut baterai yang telah terisi penuhpun habis di tengah perjalanan. Kita belum mengerti betul jalan yang mana yang harus dilewati, akan tetapi ada penunjuk arah lainnya yaitu sebuah peta yang diberikan oleh petugas ketika masuk ke Area Dieng dengan ongkos permotornya 5 ribu rupiah, Jalan masuk tengah malampun masih dijaga petugas untuk ditarik karcis masuk jalan. Secara tidak sadar Gunung Prau tersebut terletak di Jalan Menuju Dieng Plateu. Basecamp Gunung Prau di Jalan Dieng.


Sesampai disana kami langsung menuju arahan parakir yang telah ditunjuk yang berada di plataran masjid untuk menaruh motor jaraknyapun tidak jauh dari Basecamp Gunung Prau. Kami jalan menuju Basecamp untuk Registrasi dengan ongkos perorangnya sebesar 6000 ribu rupiah.

Dalam buku registrasi kita harus menyerahkan salah satu KTP dan menulis nama-nama yang hendak naik mendaki gunung dengan mencantumkan nama asli, alamat domisili ktp dan nomer handphone yang dapat dihubungi dan waktu atau jadwal keberangkatan dari Basecamp. Setelah registrasi semua dan keberangkatannya dimulai sejak pukul 12.00 Tengah Malam menuju rute pendakian.

Awalnya jalan yang dituju masih menggunakan bebatuan namun sebelum pos satu harus melewati jalanan tanah yang licin dan curam, banyak yang terjatuh disaat naik atau turun diruas jalan sempit menuju ke puncak gunung prau. Bukan hanya kelompok kami pribadi yang mendaki pada pukul 12.00, Namun, kami juga bertemu kelompok lain dari Yogyakarta yang berjumlah lebih dari 10 orang, rata-rata dari mereka adalah cewekc- cewek kuliahan dari UTY, UIN dan dari universitas yang berada di Jogjakarta. Mereka juga terengah-engah ketika melewati jalanan licin, sayapun juga turut membantu mereka pada jalan licin tersebut dengan merantainya. Pada Pos pertama masih ada orang jualan semacam warung yang menyediakan mendoan, semangka, kopi dan air botol aqua.
Pertama kali mendaki dengan fisik seadanya, terasa jantung bernyanyi dag dig dug seperti orang yang dangdutan. Kami sebentar-bentar harus berhenti untuk mengatur nafas yang mulai kelelahan, namun jalan yang ditempuh harus bercampur dengan debu yang berterbangan, nafas yang terengah-engah dengan udara yang tidak mendukung membuat suasana bikin memanas dan keringat bercucuran hingga mengalir menganak sebuah sungai sungai kecil dan menetes dari ujung kepala sampai ujung kaki. Begitu derasnya aliran keringat yang membasahi sekujur tubuh karena memang saya dan teman memakai pelengkap sebuah mantel yang terbuat dari plastik yang bertujuan agar tidak kedinginan.
pada pos kedua serasa hidup terasa ringan, namun kita harus menunggu sebuah antrian yang panjang di jalur pendakian, karena jika tidak mengantri dibelakang kami mendapatkan sebuah debu yang dapat menyentuh kedalam kerongkongan. Air botolpun diteguk sedikit demi sedikit untuk membasahi kerongkongan yang sudah kering kerontang. Dengan modal Nekat sayapun harus meninggalkan kebersamaan dan berada pada urutan pertama. Dan bertemulah dengan seorang pendaki lainnya. Kami berkenalan satu sama lain. Mas, “bisa minta tolong bantu aku? nerangi jalanan ini. Ohh, bisa mas. ” orang yang bantu aku untuk naik dan nerangi jalan ini adalah Mas Jhon atau Chris Jhon salah satu pendaki yang berasal dari Jakarta Selatan. Ia rela bolos kerja untuk mendaki ke Gunung Prau. Meskipun wajahnya masih samar-samar sampai sekarang, namun aku berucap terimakasih karena telah membantu untuk menjadi partneran dalam menerangi sebuah jalan. Ruas jalan terjal dan sempit dan curam di Pos 3 serasa anda berada pada jalur yang benar dengan tanjakan yang kemiringannya hampir 75 drajad. Sampai diatas gunung akupun Berucap kalimat syukur Alhamdulilah tepat pukul 03.00 dini hari.
Saya masih menunggu teman-teman lainnya dari Jogjakarta sebanyak 4 orang yang berada dibelakang, Aku ditawari minum oleh mas Cris Jhon dan diberi sebuah madu untuk menjaga kondisi agar lebih fit. Nampaknya memang orang baik itu akan memberikan apa yang diapunyai. AKu mungkin tidak membawa bekal apapun untuk dimakan selain roti dan makanan nasi dengan lauk tempe kering dan sayur sawi. Setelah beberapa saat Kelompokku dari Jogja sampai puncak dan kami harus meneruskan dan mencari tempat untuk mendirikan sebuah tenda, karena sudah banyak tenda yang berdiri di puncak gunung prau seperti sebuah pasar malam dengan gemerlap sebuah bintang.
Tepat di Area tanah diatas puncak menghadap ketimur, dengan cuaca yang sangat dingin diwaktu malam karena angin yang kencang. Sempat tertidur sambil berdiri karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Tenda yang dibangun sudah selesai ditegakkan baru kami langsung masuk satu persatu di tenda yang telah disiapkan. Di dalam sebuah tenda tersebut, saya masih sangat kedinginan dan pada akhirnya aku minta tolong teman untuk memeluk erat sehingga akan lebih terhangatkan. Selang beberapa menit terdengar suasara gemuruh di sekeliling tenda-tenda dan ternyata, orang-orang ingin mengambil gambar foto sunrise yang terlihat sangat indah.

Saya hanya berfoto seperlunya saja hingga akhirnya melanjutkan istirahat ditenda. Dan mulai pukul 07.00 kamipun bangun karena cuaca ditenda sudah tidak mendukung karena panas yang sudah merasuk kedalam tubuh. Setelah semuanya selesai Istirahat dengan waktu yang kurang dari dua jam. Kamipun harus merobohkan tenda dan membersihkan kotoran yang telah kami buat karena memang di atas puncak tidak ada seorangpun yang membersihkannya alias tidak ada cleaning service.


Ayoo, kita sekarang berfoto bersama untuk mengabadikan kegiatan di atas gunung prau. Setelah berfoto kami langsung turun dari tempat pendakian, saya sempat ragu karena sepatu yang saya gunakan tidak mendukung ketika turun pendakian. Jalanan licin nan berbahaya ini bisa membuat sekujur tubuh gemetaran ketika melihat jurang yang curam. Sampi dijalanan yang dikira sulit aku sempat tertahan ditengah-tengah dan meminta tolong kepada bapak-bapak karena menag sepatu yang saya gunakan bisa menyebabkan saya terpeleset. Saya berpikiran negatif saat itu ” jika seandaianya ini terpeleset mungkin sudah tidak ada aku, Lanjut beristigfar untuk menjauhkan dari segalam macam bahaya.” Dan membaca do’a Bismillahi la Yudhuru ma’a ismihi Syai’un fil Ardhi Wa laa Fi Sama’ Wahuwa Sami’ul ‘Alim. sebanyak tiga kali.

Alhamdulilah bisa dilalui jalan-jalan yang dianggap susah dan mulai tidak ragu lagi ketika turun dari pendakian di gunung prau ini. Sampai melalui Pos 2 ada sebuah warung mendo’an yang ditunggu oleh sebuah teman yang sedang nyantai makan mendoan dan ngopi. Saya juga ingin yang segar-segar seperti sebuah semangka yang dihargai 2 ribu perpotongannya dan untuk mendoan dihargai seribu rupiahnya.
Namun, harus melalui jalanan licin lagi. Karena ruas yang sempit maka kami harus ngantir untuk turun dan berpapasan oleh jalur orang yang mnedaki dari bawah tepat pukul 9 lebih. Setelah sampai jalanan yang tertata rapi dari batu yang digunakan oleh petani untuk menanam kentang dan sayuran lainnya kami sangat lega dan berucap syukur karena tidak terjadi apa-apa. Setelah itu kamipun kembali ke Basecamp untuk mengkonfirmasi bahwa kita semua sudah pulang. Baru kita mencari sarapan dan bergegas untuk pulang. Namun Smartphone kami sudah redup semua dan kami harus melihat papan-papan yang ada sipanjang ruas jalan untuk kembali ke Yogyakarta melalui Jalan parakan, secang, ajib barang, temanggung, magelang dan berakhir di Yogyakarta dengan selamat tepat pukul 06.00 sore pada hari sabtu.
Tinggalkan Balasan ke evrinasp Batalkan balasan