Bangga Jadi Blogger, Sbg Pahlawan Devisa Negara Indonesia
Demi sesuap nasi dan seteguk minum, Aku harus berjuang demi devisa negara Indonesia, mungkin, ini tidak sesuai dengan hal yang aku harapkan dari awal, aku kuliah di jurusan pendidikan yang berada di sebuah kota pelajar di Indonesia dengan alasan entah berantah tak tahu menahu, akan terdampar di Kota Jogja. Memang persepsiku pertama kali, hanyalah untuk kembali ke kampung halaman orang tuaku, yang keduanya memang lahir di Yogyakarta, Dengan ilmuku yang sedikit, aku tak lantas pasrah untuk merenungi nasib ketika sudah terjun di dunia pendidikan alias guru, berangkat dari mengajar TPA dari sore hari tanpa ada imbalan dan balasan apapun, hingga masuk kesebuah lembaga pendidikan TPA yang bernama “Lembaga Pendidikan Dakwah Al-Itqon” yang terletak di Jalan Kapas, sebuah gang kecil didekat Universitas Ahmad Dahlan mulai sejak tahun 2011 sampai 2013, dengan gaji yang minim hanya dapat dibelikan seliter bensin, Apakah nasib guru akan seperti ini terus! namun entah mengapa, aku harus meninggalkan dunia pendidikan untuk sesuap nasi dan seteguk minuman untuk memperpanjang penghidupanku di Jogja.
Hingga akhirnya aku menemukan jalan pintas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik dari bensin sampai dengan makan setiap harinya, tanpa harus menelpon orang tua setiap awal bulannya. Perjuanganku tidak sampai disini, untuk mendapatkan passive income atau pendapatan selain dari guru, harus ada perjuangan yang ekstra lebih dalam berusaha, aku mulai mengenal sebuah blog atau website yang dapat menghasilkan rupiah dan aku percaya bahwa hal itu nyata dan bisa terjadi, bahwa blog bisa diuangkan atau di monotize dengan menaruhkan iklan pada blog. Namun sayangnya, ketika pertama kali ngeblog, belum ada pendapatan sepeserpun yang masuk ke advertiser tersebut. Aku tidak lantas patah semangat karena tidak mendapatkan pengunjung ataupun klik iklan pada webblogku, aku terus belajar bagaimana survive ditengah pancaroba yang tak kunjung berhenti. Dengan perjuangan yang ekstra, begadang sampai larut malam, hanya untuk mengisi konten dan berburu backlink yang kian dianggap spam oleh mbah google. Namun, sampai sekarang aku tetap optimis kalau backlink masih dibutuhkan. Namun, karena kegiatanku berubah dari siang menjadi malam dan malam menjadi siang, maka aktivitas mengajarku terlupa dan mulai kutinggalkan pada tahun 2013 yang lalu.
Aku mulai mengerti sedikit demi sedikit bagaimana perjuangan seorang blogger untuk menambah devisa Negara Indonesia, aku salut sama mereka yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa Indonesia selain dari tenaga kerja Indonesia (TKI) di Luar Negri, Jikalau setiap warga masyarakat mampu menghasilkan uang 2 juta perbulan dari kegiatan blogging maka Indonesia akan makmur dan sejahtera.
Namun, apa yang dicari selama ini belum kudapat, Karena semua orang butuh uang untuk bertahan hidup, jika seandainya saja, aku bisa fokus dua-duanya, maka aku harus memilih kedua hal itu, namun jika fokus kepada kegiatan belajar mengajar maka kegiatan bloggingku akan terbengkalai dan tidak maksimal, Bukan dari satu blog saja aku harus posting artikel setiap harinya, namun aku harus menulis content lebih dari satu blog untuk setiap harinya.
Namun ada juga yang bermental tempe, lebih bagus rewrite dari pada harus copas semua artikel dengan membuat domain baru, Seperti Persija dot Club yang mengcopas mentah mentah artikel di Blog saya www.bingkaiberita.com dengan alamat emailnya dibawah ini:
Apa sih kelebihan saya, artikel jelek, ndak bisa apa-apa, tetap saja ada yang iseng dengan membuat domain baru dan copas artikel seperti domain diatas jika kurang teliti lihat saja Recent Postnya dari keyword daftar sekolah ikatan dinas sampa CPNS juga dicopas sama beliau: (kalau mau Lihat Search aja emailnya)
Dilihat dari semua recent Post diatas menunjukkan Copy Paste Judul dan artikel dari blog saya tentang Berita , meskipun sampai sekarang belum punya banyak uang untuk membuat CV sendiri dan media sendiri, yang penting harus berani mengawalinya, membuat informasi media blog walaupun harus rewrite, toh semua media saat ini banyak yang rewrite. Semoga dengan hal semacam ini , masyarakat Indonesia harus mau intropeksi diri dengan membuat artikel pribadi tanpa harus copas semua artikel dari orang lain, termasuk saya pribadi yang kurang pengalaman dalam membuat sebuah artikel masih rewrite saja.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Aku dan Indonesia
Tinggalkan Balasan